www.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.wswww.bigoo.ws
akal budi seseorang panjang sabar dan orang yang sabar akan dipuji karena dapat mmaafkan pelanggaran

Senin, 01 November 2010

1. Anestetika umum

Pengertian
            Tindakan anestesi sudah dikenal sejak dahulu untuk mempermudah tindakan operasi. Orang – orang Mesir menggunakan cannabis indica, dan pemukulan kepala dengan tongkat kayu untuk menghilangkan kesadaran seseorang.
            Tahun 1776 ditemukan anestetika gas yang pertama yaitu N2O, karena dirasa kurang efektif dicarilah zat yang lain. Tahun 1795 eter ditemukan sebagai anestesi inhalasi.
            Tehnik modern saat ini sudah merupakan praktek yang biasa dilakukan yaitu dengan memberikan beberapa anestetika dengan mekanisme kerja berbeda agar diperoleh keadaan anestetika operasi dengan resiko toksik yang minimal. Anestetika suntikan intra vena (i.v) biasa dipakai untuk taraf induksi kemudian dilanjutkan dengan anestetik inhalasi untuk mempertahankan keadaan tidak sadar. Obat khusus sering diberikan untuk menghasilkan relaksasi otot.
            Untuk prosedur tertentu mungkin dibutuhkan hipotensi terkendali, untuk itu digunakan labetolol dan gliseril trinitrat. Sedang beta bloker seperti adenosine, amiodaron dan verapamil bisa digunakan untuk mengendalikan aritmia selam anestesi. Dalam proses anestesi terdapat taraf – taraf narkosa tertentu yaitu penekanan sistem saraf sentral secara bertingkat dan berturut – turut sebagai berikut :
Taraf – taraf narkose
Anestetika umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu :
·         Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan nyeri berkurang.
·         Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan.
Kedua taraf ini disebut taraf induksi
·         Taraf anestesia, yaitu reflex mata hilang, nafas otomatis dan teratur seperti tidur serta otot – otot melemas (relaksasi)
·         Taraf pelumpuhan sum – sum tulang,yaitu kerja jantung dan pernafasan terhenti
Tujuan narkosa adalah untuk mencapai teraf anastesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah yang paling penting sedangkan taraf ke empat harus dihindari. Pada proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai kesatu.
Persyaratan anestetika umum
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetika umum adalah :
ü  Berbau enak dan tidak merasang selaput lendir
ü  Mula kerja cepat tanpa efek samping
ü  Sadar kembalinya tanpa efek samping
ü  Berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot – otot seluruhnya
ü  Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
ü  Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
      Guna mencapai narkosa umum yang cukup dalam dan lama digunakan suatu anestetika pokok dengan penambahan suatu obat pembantu, yang bertujuan untuk menghindarkan stau memperkecil kerja ikutan dan memperkuat salah satu khasiat anestetikanya, seperti :
ü  Sebelum narkose (premedikasi), diberikan obat – obat sedatif (klorpromazin, morfin dan pethidin) guna meniadakan kegelisahan dan obat – obat parasimpatolitik (atropin) guna menekan sekresi ludah yang berlebihan
ü  Selama narkose, diberikan obat – obat relaksasi otot (tubokurarin, galamin, dll)
ü  Setelah sarkose (post medikasi), diberikan obat – obat analgetika (methampyron,dll), sedativa (Iminal,dll) dan anti emetika (klorpromazin HCl)
      Kadangkala dipakai kombinasi dari anestetika pokok dengan suatu anestetika lanjutan untuk memperpanjang lamanya narkose, seperti gas N2O dan siklopropan paga narkosa pokok serta barbital – barbital.
Efek samping
      Hampir semua anestetika inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping, yang terpenting diantaranya adalah :
v  Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
v  Mengurangi kontraksi jantng, terutama halotan dan metoksifluran, yang paling ringan pada eter
v  Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor (kloroform)
v  Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
Penggolongan
Menurut penggunaanya anestetika umum dapat digolongkan menjadi 2,yaitu :
v  Anestetika injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (thiopental dan heksobarbital), dll.
v  Anestetika inhalasi, diberikan sebagai uap melalui seluran pernafasan. Contohnya eter, dll.
Teknik pemberian
Pemberian anestetika inhalasi dibagi menjadi 3 cara, yaitu :
v  System terbuka, yaitu dengan penetesan langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut atau hitung penderita, contohnya eter dan trikloretilen.
v  System tertutup, yaitu dengan menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernafasan dan mencegah berhentinya pernafasan atau apnoe yang dapat terjadi bila diberikan dengan system terbuka). Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti maka cara ini banyak disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan.
v  Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trakea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandel.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Dinitrogen Monoksida (N2O, gas gelak/gas ketawa)
     Indikasi                               Anestesi inhalasi
     Kontra indikasi                   -
     Efek samping                      -
     Sediaan                               -
2. Enfluran
     Indikasi                               Anestesi inhalasi (untuk pasien yang tidak tahan eter)
     Kontra indikasi                   -
     Efek samping                      Menekan pernafasan, gelisah dan mual
     Sediaan                               -
3. Halotan
     Indikasi                               Anestesi inhalasi
     Kontra indikasi                   -
     Efek samping                      Menekan pernafasan, aritmia dan hipotensi
     Sediaan                               -
4. Droperidol
     Indikasi                               Anestesi inhalasi
     Kontra indikasi                   -
     Efek samping                      -
     Sediaan                               -
5. Eter
     Indikasi                               Anestesi inhalasi
     Kontra indikasi                   -
     Efek samping                      Merasang mukosa saluran pernafasan
     Sediaan                               -
6. Ketamin Hidroklorida
     Indikasi                               Anestesi inhalasi
     Kontra indikasi                   -
     Efek samping                      Menekan pernafasan(dosis tinggi), halusinasi dan tekanan darah naik
     Sediaan                               -
7. Tiopental
     Indikasi                               Anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
     Kontra indikasi                   Insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
     Efek samping                      Menekan pernafasan
     Sediaan                               -
Spesialite obat – obat anestetika umum
No
Generik
Dagang
Pabrik
1
Diaethyl Aether
Aether Anaestheticus
Kimia Farma
2
Ketamin Hihroklorida
(Ketamini Hydrochloridum)
Ketalar
Pfizer
3
Tiopental Natrium
(Thiopentalum Natricum)
Pentothal Sodium
Abbot
4
Enflurane
Entrane
Abbot
5
Halothanum
Halothane MD
Daxa Medica

2. Anestetika lokal

Pengertian
            Obat anestetika lokal yabg pertama dikenal adalah kokain yang diperoleh dari erythoxylon coca yang dapat memberikan rasa nyaman dan mempertinggi daya tahan tubuh. Pada awalnya di dunia kedokteran digunakan untuk menghilangkan nyeri stempat oleh kedokteran gigi dan mata. Karena kemampuannya untuk merintangi transmisi ke batang otak kemudian dipakai sebagai anestesi blockade saraf pada pembedahan maupun dalam anestesi spinal/umum. Barulah kemudian dibuat anestetika lokal sintetis seperti prokain dan derivatnya seperti lidokain, prilokain dan bupivikain.
Penggunaan
            Anestetika lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetika umum tidak dibutuhan. Anestetika lokal dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
ü  Anestetika permukaan, digunakan secara local untuk melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekanan okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/wasir
ü  Anestetika filtrasi, yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung – ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi (penjabutan gigi)
ü  Anestetika blok atau penyaluran saraf, yaitu dengan penyuntikan di suatu tempat dimana banyak saraf terkumoul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas, misalnya pada pergelangan tangan atau kaki
Obat – obat anestetika lokal umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya mudah larut dalam air. Untuk memperpanjang daya kerjanya ditambahkan suatu vasokontriktor yang dapat menciutkan pembuluh darah sehingga absorbsi akan diperlambat, toksisitas berkurang, mula kerja dipercepat dengan khasiat yang lebih ampuh dan lokasi pembedahan praktis tidak berdarah, contohnya adrenalin. Tetapi kombinasi ini tidak boleh digunakan pada jari – jari tangan karena dapat menyebabkan gangrein (jaringan mati)

Persyaratan anestetika lokal
            Anestetika lokal dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
·            Tidak merasang jaringan
·            Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral
·            Toksisitas sistemisnya rendah
·            Efektif pada penyuntikan dan penggunaan lokal
·            Mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu culup lama
·            Larut dalam air dengan menghasilkan larutan yang stabil dan tahan pemanasan (proses sterilisasi)

Efek samping
            Efek samping penggunaan anestetika lokal terjadi akibat khasiat dari kardio depresifnya (menekan fungsi jantung), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.

Penggolongan
Secara kimiawi anestetika lokal dibagi 3 kelompok, yaitu :
o    Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain dan oksibuprokain
o    Senyawa amida, contohnya lidokain, peilokain, mepivikain, cinchokain dll
o    Serba – serbi, contohnya jokain dan benzilalkohol
Selain kokain, semua obat tersebut diatas disebut sintetis.

Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1.      Bupivikain
      Indikasi                             Anestesi lokal
      Kontra indikasi                 -
      Efek samping                    -
      Sediaan                             -
2.      Etil Klorida
      Indikasi                             Anestesi lokal
      Kontra indikasi                 -
      Efek samping                    Menekan pernafasan, gelisah dan mual
      Sediaan                             -
3.      Lidokain
      Indikasi                             Anestesi lokal
      Kontra indikasi                 -
      Efek samping                    Mengantuk
      Sediaan                             -
4.      Benzokain
      Indikasi                             Anestesi permukaan dan Menghilang rasa nyeri dan gatal
      Kontra indikasi                 -
      Efek samping                    -
      Sediaan                             -
5.      Prokain (Novokain)
      Indikasi                             Anestesi filtrasi dan permukaan
      Kontra indikasi                 -
      Efek samping                    Hipersensitasi dan kematian
      Sediaan                             -
6.      Tetrakain
      Indikasi                             Anestesi filtrasi
      Kontra indikasi                 -
      Efek samping                    -
      Sediaan                             Obat tetes mata dan tablet hisap
7.      Benzilalkohol
      Indikasi                             Menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
      Kontra indikasi                 Insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
      Efek samping                    Menekan pernafasan
      Sediaan                             -
Spesialit obat – obat anestetika local
No
Generik
Dagang
Pabrik
1
Lidokain Hidroklorida
(Lidocaini Hydrocloridum)
Pehacain
Extracain
Xylocain
Phapros
Ethica
Zenecca
2
Bupivacain Hidroklorida
Bupivakain
Marcain
Ethica
Astra Zaneka

Daftar pustaka :
1.  Bertramg,Katzung.1997.Farmakologi Dasar dan Klinik Ed 6.Jakarta : EGC
2.  Judith, Deglin.2004. Pedoman Obat untuk Perawat.Jakarta : EGC
3.  http://id.wikipedia.org/wiki/Anestesi
4. Tjay, Tan Hoon dan Kirana, Raharja.2002.Obat-obat Penting,Khasiat,Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya.Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gremedia.
5.  http://www.indomedia.com/intisari/1998/mei/trauma.htm
6.  http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/24/cakrawala/eureka.htm
7.  http://zulliesikawati.wordpress.com/2010/05/18/anesthesia-awareness/
8.  http://wong168.wordpress.com/2010/12/08/kesadaran-anestesi-anesthesia-awareness/