Pengertian
Tindakan anestesi sudah dikenal sejak dahulu untuk mempermudah tindakan operasi. Orang – orang Mesir menggunakan cannabis indica, dan pemukulan kepala dengan tongkat kayu untuk menghilangkan kesadaran seseorang.
Tahun 1776 ditemukan anestetika gas yang pertama yaitu N2O, karena dirasa kurang efektif dicarilah zat yang lain. Tahun 1795 eter ditemukan sebagai anestesi inhalasi.
Tehnik modern saat ini sudah merupakan praktek yang biasa dilakukan yaitu dengan memberikan beberapa anestetika dengan mekanisme kerja berbeda agar diperoleh keadaan anestetika operasi dengan resiko toksik yang minimal. Anestetika suntikan intra vena (i.v) biasa dipakai untuk taraf induksi kemudian dilanjutkan dengan anestetik inhalasi untuk mempertahankan keadaan tidak sadar. Obat khusus sering diberikan untuk menghasilkan relaksasi otot.
Untuk prosedur tertentu mungkin dibutuhkan hipotensi terkendali, untuk itu digunakan labetolol dan gliseril trinitrat. Sedang beta bloker seperti adenosine, amiodaron dan verapamil bisa digunakan untuk mengendalikan aritmia selam anestesi. Dalam proses anestesi terdapat taraf – taraf narkosa tertentu yaitu penekanan sistem saraf sentral secara bertingkat dan berturut – turut sebagai berikut :
Taraf – taraf narkose
Anestetika umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu :
· Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan nyeri berkurang.
· Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan.
Kedua taraf ini disebut taraf induksi
· Taraf anestesia, yaitu reflex mata hilang, nafas otomatis dan teratur seperti tidur serta otot – otot melemas (relaksasi)
· Taraf pelumpuhan sum – sum tulang,yaitu kerja jantung dan pernafasan terhenti
Tujuan narkosa adalah untuk mencapai teraf anastesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah yang paling penting sedangkan taraf ke empat harus dihindari. Pada proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai kesatu.
Persyaratan anestetika umum
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetika umum adalah :
ü Berbau enak dan tidak merasang selaput lendir
ü Mula kerja cepat tanpa efek samping
ü Sadar kembalinya tanpa efek samping
ü Berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot – otot seluruhnya
ü Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
ü Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
Guna mencapai narkosa umum yang cukup dalam dan lama digunakan suatu anestetika pokok dengan penambahan suatu obat pembantu, yang bertujuan untuk menghindarkan stau memperkecil kerja ikutan dan memperkuat salah satu khasiat anestetikanya, seperti :
ü Sebelum narkose (premedikasi), diberikan obat – obat sedatif (klorpromazin, morfin dan pethidin) guna meniadakan kegelisahan dan obat – obat parasimpatolitik (atropin) guna menekan sekresi ludah yang berlebihan
ü Selama narkose, diberikan obat – obat relaksasi otot (tubokurarin, galamin, dll)
ü Setelah sarkose (post medikasi), diberikan obat – obat analgetika (methampyron,dll), sedativa (Iminal,dll) dan anti emetika (klorpromazin HCl)
Kadangkala dipakai kombinasi dari anestetika pokok dengan suatu anestetika lanjutan untuk memperpanjang lamanya narkose, seperti gas N2O dan siklopropan paga narkosa pokok serta barbital – barbital.
Efek samping
Hampir semua anestetika inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping, yang terpenting diantaranya adalah :
v Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
v Mengurangi kontraksi jantng, terutama halotan dan metoksifluran, yang paling ringan pada eter
v Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor (kloroform)
v Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
Penggolongan
Menurut penggunaanya anestetika umum dapat digolongkan menjadi 2,yaitu :
v Anestetika injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (thiopental dan heksobarbital), dll.
v Anestetika inhalasi, diberikan sebagai uap melalui seluran pernafasan. Contohnya eter, dll.
Teknik pemberian
Pemberian anestetika inhalasi dibagi menjadi 3 cara, yaitu :
v System terbuka, yaitu dengan penetesan langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut atau hitung penderita, contohnya eter dan trikloretilen.
v System tertutup, yaitu dengan menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernafasan dan mencegah berhentinya pernafasan atau apnoe yang dapat terjadi bila diberikan dengan system terbuka). Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti maka cara ini banyak disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan.
v Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trakea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandel.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Dinitrogen Monoksida (N2O, gas gelak/gas ketawa)
Indikasi Anestesi inhalasi
Kontra indikasi -
Efek samping -
Sediaan -
2. Enfluran
Indikasi Anestesi inhalasi (untuk pasien yang tidak tahan eter)
Kontra indikasi -
Efek samping Menekan pernafasan, gelisah dan mual
Sediaan -
3. Halotan
Indikasi Anestesi inhalasi
Kontra indikasi -
Efek samping Menekan pernafasan, aritmia dan hipotensi
Sediaan -
4. Droperidol
Indikasi Anestesi inhalasi
Kontra indikasi -
Efek samping -
Sediaan -
5. Eter
Indikasi Anestesi inhalasi
Kontra indikasi -
Efek samping Merasang mukosa saluran pernafasan
Sediaan -
6. Ketamin Hidroklorida
Indikasi Anestesi inhalasi
Kontra indikasi -
Efek samping Menekan pernafasan(dosis tinggi), halusinasi dan tekanan darah naik
Sediaan -
7. Tiopental
Indikasi Anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi Insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping Menekan pernafasan
Sediaan -
Spesialite obat – obat anestetika umum
No | Generik | Dagang | Pabrik |
1 | Diaethyl Aether | Aether Anaestheticus | Kimia Farma |
2 | Ketamin Hihroklorida (Ketamini Hydrochloridum) | Ketalar | Pfizer |
3 | Tiopental Natrium (Thiopentalum Natricum) | Pentothal Sodium | Abbot |
4 | Enflurane | Entrane | Abbot |
5 | Halothanum | Halothane MD | Daxa Medica |